Patung yang terbuat dari kayu yang menyerupai manusia laki-laki dan perempuan. Menurut buku yang digabung oleh Ompu ni Marhulalan sejarahnya kira-kira seperti ini
Dahulu kala ada dua orang abang beradik yang berprofesi sebagai dukun terkenal. Si abang bernama Datu Niantan, si adek bernama Datu Manggeleng. Datu Niantan sudah punya istri (hot ripe) sedangkan adiknya Datu Manggeleng belum punya istri. Mungkin karna frustasi sering ditanyai Kapan kawin? Datu Manggeleng akhirnya pergi ke suatu tempat yang jauh dari permukiman. Ditempat terasing ini, kerja dia hanya mengukir dan memahat kayu. Patung yang dibuatnya nya sama persis dengan patung sigale-gale yang ada sekarang ini bisa bergerak dengan tali dibelakang.
Setelah datu Manggeleng mate pupur (Meninggal tidak ada keturunan), mereka menyebutnya Sigalegale. Pada jaman dulu bila ada orang yang mate pupur maka Sigalegale harus ada disaat acara adat.
horas..
ReplyDeletenamaku senovian butarbutar
klo boleh tau dari mana asal cerita ini bang?
bukunya bisa aku dapat dimana?
dari beberapa cerita tentang sigale-gale yang kubaca, cerita ini agak berbeda..
mauliate atas infonya... :)